Assalamu'alaikum
Cinta dan motivasi jelas memiliki hubungan yang erat. Cinta adalah motivasi yang
paling kuat. Cinta adalah
penggerak hati, pikiran, dan tindakan. Seseorang akan merasa tergerak hatinya
saat sesuatu yang dicintainya disebutkan. Cinta menggerakan pecinta untuk
mencari yang dicintainya.
Objek cinta itu begitu banyak. Mereka adalah ujian bagi
kita semua. Cinta terhadap lawan jenis, cinta terhadap keluarga, cinta terhadap
harta benda, cinta terhadap tanah air, dan cinta terhadap hal-hal lainnya.
Namun tahukah Anda, bahwa cinta itu adalah tawanan?
Yaa.. Cinta itu adalah Tawanan.
Apa yang dimaksud bahwa cinta itu adalah tawanan? Siapa
yang ditawan?
Cinta menawan hati. Sebab hati akan tunduk demi mengejar apa yang dicintainya. Banyak sekali orang yang rela melakukan apa pun demi yang dicintainya. “Gunung kan kudaki, lautan akan kusebrangi.” begitu kata syair yang menggambarkan bagaimana hati tertawan oleh cintanya kepada kepada seorang gadis pujaan. Lihatlah… banyak orang yang melakukan segala cara untuk mendapatkan harta dan jabatan. Yang haram dihalalkan, apa pun dilakukan demua cintanya kepada harta dan jabatan.
Cinta selalu menggerakkan hati pada apa yang dia inginkan.
Keinginan diri inilah yang disebut dengan hawa nafsu. Sehingga dengan cinta ia
menjadikan hatinya sebagai tawanan hawa nafsu, mengikuti apa yang dikatakan
hawa nafsu dan menjadikan hawa nafsu dengan pimpinannya dalam hidup. Sehingga
masuklah dia ke dalam fintah syahwat, yang menghalangi hatinya dari petunjuk
dan rahmat.
Kemerdekaan itu Datang dari Tauhid.
Tauhid membebaskan hati ini dari tawanan hawa nafsu. Bebas
dari tawanan cinta harta, jabatan, popularitas, anak, lawan jenis, dan objek
cinta yang berasal dari hawa nafsu. Bukan berarti, kita tidak lagi mencintai
mereka. Namun, dengan kehadiran tauhid, maka hawa nafsu sudah bisa ditundukan,
sehingga cinta kita tidak lagi
hanya digerakan oleh hawa nafsu, tetapi digerakan oleh cinta kita kepada Allah
sebagai konsekuensi tauhid.
“Adapun orang-orang yang beriman sangat cintanya kepada
Allah.”
(QS. Al-Baqarah : 165)
Anda akan terbebas dari kesedihan yang tidak perlu.
Seseorang yang melakukan hal-hal yang dilarang agama demi cintanya, artinya
belum ada tauhid pada dirinya, setidaknya masih sedikit. Orang yang hatinya
sudah dipenuhi dengan cinta kepada Allah, tidak mungkin menduakan cintanya
dengan sesuatu yang rendah. Tidak mungkin meninggalkan Allah (yang dicintainya)
demi cinta kepada selainnya.
Kita boleh mencintai lawan jenis, namun kita tidak akan
pernah melakukan yang dilarang seperti mendekati zina bahkan melakukan zina,
bunuh diri, durhaka kepada orang tua, dan perbuatan munkar lainnya. Sebab
perbuatan-perbuatan tersebut dimurkai oleh cinta sejati kita, yaitu Allah subhanahu wa ta'ala . Begitu juga, cinta kita kepada
keluarga, harta, jabatan, dan objek cinta lainnya tidak akan menggerakan kita
untuk melakukan sesuatu yang tidak disukai oleh Allah sebagai cinta sejati
kita.
Wallahu 'Alam
Wassalamu'alaikum
Wassalamu'alaikum
0 komentar:
Posting Komentar